Sama Masa, Sama Mimpi, Beda Akhir

Masa muda, masa dimana mereka melukiskan pelangi mimpi - mimpi dan impian - impian yang indah berwarna dalam kanvas benak dan hatinya. Mereka terus menikmati, menikmati, menikmati mimpi mereka, menari dibawah kilauan pelangi itu dan tertawa bahagia melupakan dunia.. Hingga waktu mereka hampir habis, dan mereka sadar mereka belum menggapai pelangi yang dilukiskannya sama sekali, pelangi itu masih berdiri di sana, sendiri tanpa tuan yang melukisnya. Akhirnya muncullah hasrat tergesa - gesa untuk menggapai puncak lukisan pelangi mereka sebelum waktu habis dengan cara yang salah, yang membuat pelangi indah itu luntur seketika tersiram peluh remaja yang tergesa - gesa menggapainya. Hilanglah mimpi mereka, dihapus oleh peluh keringat mereka sendiri yang telah menyiakan waktu menikmati sebelum waktunya. Tersiakan.


Di lain sisi, seorang anak muda, yang berusia sama dengan mereka yang kehilangan lukisan dalam kanvas impiannya itu sedang menari - nari dan berbahagia dengan mimpi - mimpinya, tak acuh, sangat bahagia. Mereka yang tengah menangis itu terheran dengan kawannya itu. Kawan mereka yang saat mereka bersama - sama melukis, dia; anak muda yang bahagia itu dulunya adalah anak yang pendiam, diam mendalami pelangi yang dilukisnya tanpa banyak bicara, dan seusai melukis dia langsung menjualnya, berjabat tangan dengan orang yang bernasib sama dengannya di masa lalunya. Dan sekarang dia menikmati pelangi impiannya yang sekarang menjadi kehidupan yang mapan dan bahagia baginya. Dia bekerja keras, menekuni mimpi, tapi tidak bermimpi, dia menghidupkan mimpi. Hidupkanlah mimpimu.

1 comment:

  1. helo saya dari masa depan. kecik-kecik dah #deep rupanya

    ReplyDelete